Langsung ke konten utama

walau deraa.. sakit.. dan amarah dia akan selalu ada... dalam sepi yg tertinggal atapun sendiri yg terlupakan









Perempuan itu menatap nanar layar monitor komputer dihadapannya. 
Ditemani beberapa malaikat kecil yg slalu menemani tidurnya, tak ada satupun yang mengerti kegelisahannya malam itu. Ia enggan membagi kisahnya, pada siapapun. Tidak penting dan tak ada gunanya....

Apa yang dilakoninya saat ini merupakan rahasia dirinya. Yang disimpan rapat-rapat dalam brankas hati. Mendadak ia teringat ucapan Tony Leung yang berperan sebagai Tuan Chow dalam film “In The Mood for Love” (film ini memenangkan teknik film dan aktor terbaik pada festival film Cannes tahun 2000) di adegan percakapan dengan seorang pengunjung warung tempat ia biasa makan. 









“Aku akan mencari sebuah pohon tertua di hutan, melubangi batang pohonnya dan membisikkan rahasia pada lubang pohon tersebut. Aku akan menutup lubang tersebut dengan lumpur atau sejenis tanah basah lainnya. Menunggunya hingga kering seraya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat. Dan beban itu telah terbagi. Rahasia itu telah tersimpan baik pada tempatnya”

Perempuan itu tersenyum sendiri dan membayangkan ada berapa banyak pohon yang dibutuhkan oleh penduduk dunia ini untuk menyimpan rahasia yang tak ingin dibaginya?.


Lantas pertanyaan-pertanyaan lain datang mendera, bagaimana jika suatu waktu pohon itu ditebang, dipotong-potong dan menjelma jadi bentuk berbeda, apakah rahasia itu tetap akan aman disana?. Perempuan itu menghela nafas panjang. Rahasia itu mungkin tetap aman disana, dalam daging pohon, di wujud apapun, tak perduli seperti apa bentuknya. Ia lalu terkekeh pelan. Kenapa ia tiba-tiba jadi melankolis dan konyol begini?.
Jemarinya lalu menari pelan tuts-tuts keyboard netbooknya. Sebuah puisi lahir disana.

''Menelisik potongan rindu yang entah kau letakkan dimana
seperti mengais serpih-serpih kenangan yang tercecer
bersama debu jalanan, belukar ilusi, hening malam dan
nyala lampu mercury yang membias hangat, memantulkan cahaya
pada genangan air di pinggir jalan ...''
Gigil kangen ini, katamu pilu, serupa tatih langkahku yang gamang
meniti dari sunyi ke sunyi dengan tembang lirih melantunkan namamu

Kita merangkai segala kisah lama itu pada berlembar-lembar puisi

mencatatnya dengan jemari gemetar seraya meniupkan asa...

pada setiap jejeran huruf yang menandai memori kolektif kita

Lembayung pucat dan semilir angin bertiup lembut

memahat getar asmara kita di langit,

menyisakan spektrum keheningan,

saat kita memulai sesuatu yang bisa mungkin dan mungkin jg tidak

lalu memandangnya dari kejauhan dengan tatap nanar

sambil berbisik lirih:

bentang jarak adalah niscaya namun 
cinta adalah cerita yg takkan perna habis
walau deraa.. sakit.. dan amarah dia akan selalu ada 
dalam sepi yg tertinggal atapun sendiri yg terlupakan
Perempuan itu menangis seusai membaca kembali puisi yang baru saja ditulisnya.
Ia, sesungguhnya tak setegar seperti yang dibayangkan banyak orang.

Tak sekuat dari apa yang ia sangka. Bahkan oleh sahabat terbaik sekalipun yang telah ia berikan nasehat terhebatnya untuk tetap tabah menerima segala nasib buruk yang menimpa, petang tadi di sebuah cafe. 

''Aku rapuh. Sangat rapuh, keluhnya pilu.
Pengkhianatan pedih yang dilakukan oleh seseorang membuatnya terpuruk dalam jurang kesedihan dan kesunyian. Ia memilih untuk diam. Menyimpan segalanya dalam hati. Membiarkannya lapuk sendiri seiring waktu. Tapi ternyata itu tak mudah. Melupakan segala kenangan manis bersama orang itu butuh perjuangan berat, tidak sekedar membakar foto-foto bersamanya atau menghindari untuk pergi ke tempat-tempat dimana mereka sering bertemu. ''
Ia memang bisa berusaha terlihat tegar, kuat dan optimis, tapi itu bukan dia. Tetap saja, ia adalah perempuan yang tak bisa berdamai dengan masa lalu bahkan dengan menutupi diri sebaik mungkin sebagaii gadis yg selalu ceria . Kenangan buruk itu senantiasa membuatnya limbung dan kehilangan kendali.
Perempuan itu menyeka air matanya. Bagaimanapun semua ini harus diakhiri Secepatnya.

****


Perempuan itu meletakkan pisau yang baru saja dipakainya membuat sebuah lubang di pohon pada tempat tersembunyi dibelakang rumahnya.digenggam tangannya erat bersama sebuah kalung hati. Ia lalu melangkah pelan, mendekatkan mulut pada lubang pohon dan berucap lirih:






Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau mengenang
segala kisah tentang kita
yang telah terpahat rapi di rangka langit
bersama segenap noktah-noktah peristiwa
juga canda dan pertengkaran-pertengkaran kecil
yang mewarnai seluruh perjalanan kita
Dalam Lengang, Tanpa Kata


Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau tetap menyimpan
setiap denyut nadi yang berdetak
dan degup cepat debar jantung
saat mataku memaku matamu
disela derai gerimis menyapu beranda
kala kita pertama bertemu di temaram senja
Dalam Sepi, Tanpa Suara


Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita meletakkan segala perih itu
disini, pada titik dimana kita akan berbalik
dan menyimpan senyum dibelakang punggung masing-masing
lalu membiarkan waktu menggelindingkannya
hingga batas cakrawala
bersama sesak rindu tertahan didada
Dalam Diam, Tanpa Airmata


Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin cinta itu tetap tersimpan rapi
pada larik bianglala, pada hujan, pada deru kereta,
pada embun di rerumputan, pada pucuk pepohonan
sembari memetik mimpi yang telah kita sematkan disana
lalu mendekapnya perlahan
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya


Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita akan tetap saling menyapa
lalu merajut angan kembali
seraya meniti ulang segala jejak yang sudah kita tinggalkan
lantas menyadari bahwa menjadi tua adalah niscaya
dan untuk itu kita tak perlu ambil peduli
karena kita tahu
Dalam Lengang, Tanpa Kata
Dalam Sepi, Tanpa Suara
Dalam Diam, Tanpa Airmata
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya
Ada Bahagia Untuk Kita....Hanya Kita…









Perlahan ia menutup lubang itu dengan tanah basah. dengan sesekali menabahkan hati ....Ia lalu melangkah ringan kedepan.matanya sembab... sepertinya isak itu masih tertahan dikelopak matanya......

''suatu saat kau akan mengerti mengapa aku perna ada dalam hidupmu''

Komentar

  1. Hey very nice blog!

    Also visit my site ... particuliere vakantiehuizen (particulierevakantiehuizen.wordpress.com)

    BalasHapus
  2. I pay a visit every day a few sites and sites to read articles, except this weblog
    offers quality based posts.

    Here is my web-site vakantiehuisje frankrijk **

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

maaf sayank.... untuk semua waktu yg tak bisa aq indahkan untukmu n tuk semua cerita yg tak bisa aq lengkapi bersamamu......

sayank km baik2 ya disana, mungkin aq takkan lama .. takkan pula bisa menjadi sprti yg kau mau... aq bukan dewi ataupun malaikat yg sangat sempurna untuk bisa berada disampingmu. aq fikir cinta dan sayank takkan cukup menyatukan hati n fikiran kita...... maaf ... maaf ... dan maaf   sayank untuk semua waktu yg tak bisa aq indahkan untukmu untuk semua cerita yg tak bisa aq lengkapi bersamamu sayank aq tau kau takkan menangis hanya karna ini... karna kepedulianmu telah habis untukku ,untukk kemarinn  , dan untuk yang akan datang. sayank ini bukan caraku mengambil perhatianmu ini hanya sebuah permintaan maaf ku yg tak bisa sepenuhnya memberi pengertian seperti yang kau harap. sekali lagi ini bukan kalimat sampah yg sering disalahartikanmu untuk perasaanku yg sering terhujat   karna tak ada satupun yg mampu melihatnya termasuk kamu... yg selalu saja mencari pembuktian.
ku kagumi lewat sebuah khayalan.... Tak tau bertnya dgn siapa dan dimana dirimu Hanya dpat aku tempuh lewat sbuah lamunan... ku coba melupakanmu namun tak mampu ku urung inginku Dan bila telapak bisa terbuka' mengapa qt harus melipat jari...!!!!!!! Tapi bila perasaanmu tak mau menjawab maka  Izinkanlah cintaq tumbuh & mengalir seperti mata air yang takkan pernah berhenti mengalir menuju samudra.... kutulis kyalan ini untk drimu, untuk semua ungkapan rasa dan aku berharap suatu saat kelak km mengetahuinya....'